Kabupaten Banyumas
>> Jumat, 29 Oktober 2010
Lambang Kabupaten Banyumas
Kabupaten Banyumas, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Purwokerto. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Brebes di utara; Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten Kebumen di timur, serta Kabupaten Cilacap di sebelah selatan dan barat. Gunung Slamet, gunung tertinggi di Jawa Tengah terdapat di ujung utara wilayah kabupaten ini.
Kabupaten Banyumas merupakan bagian dari wilayah budaya Banyumasan, yang berkembang di bagian barat Jawa Tengah. Bahasa yang dituturkan adalah bahasa Banyumasan, yakni salah satu dialek bahasa Jawa yang cukup berbeda dengan dialek standar bahasa Jawa ("dialek Mataraman") dan dijuluki "bahasa ngapak" karena ciri khas bunyi /k/ yang dibaca penuh pada akhir kata (berbeda dengan dialek Mataraman yang dibaca sebagai glottal stop
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
Peta lokasi Kabupaten Banyumas
Letak Koordinat : 7°25'26.85"S - 109°13'48.59"T
Motto : Rarasing Rasa Wiwaraning Praja
Provinsi : Jawa Tengah
Ibukota : Purwokerto
Luas : 1.329,02 km²
Batas-batas Kabupaten Banyumas adalah :
Motto : Rarasing Rasa Wiwaraning Praja
Provinsi : Jawa Tengah
Ibukota : Purwokerto
Luas : 1.329,02 km²
Batas-batas Kabupaten Banyumas adalah :
- Sebelah utara: Gunung Slamet, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang.
- Sebelah selatan: Kabupaten Cilacap
- Sebelah barat: Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Brebes
- Sebelah timur: Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banjarnegara.
Luas wilayah Kabupaten Banyumas sekitar 1.327,60 km2 atau setara dengan 132.759,56 ha, dengan keadaan wilayah antara daratan dan pegunungan dengan struktur pegunungan terdiri dari sebagian lembah Sungai Serayu untuk tanah pertanian, sebagian dataran tinggi untuk pemukiman dan pekarangan, dan sebagian pegunungan untuk perkebunan dan hutan tropis terletak di lereng Gunung Slamet sebelah selatan.
Bumi dan kekayaan Kabupaten Banyumas masih tergolong potensial karena terdapat pegunungan Slamet dengan ketinggian puncak dari permukaan air laut sekitar 3.400M dan masih aktif.
Keadaan cuaca dan iklim di Kabupaten Banyumas memiliki iklim tropis basah. Karena terletak di antara lereng pegunungan jauh dari pesisir pantai maka pengaruh angin laut tidak begitu tampak. Namun dengan adanya dataran rendah yang seimbang dengan pantai selatan angin hampir nampak bersimpangan antara pegunungan dengan lembah dengan tekanan rata-rata antara 1.001 mbs, dengan suhu udara berkisar antara 21,4° C - 30,9° C.
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
SEJARAH SINGKAT KABUPATEN BANYUMAS
Kabupaten Banyumas berdiri pada tahun 1582, tepat nya pada hari Jum'at Kliwon tanggal 6 April 1582 Masehi, atau bertepatan tanggal 12 Robiul Awwal 990 Hijriyah.
Kemudian ditetapkan dengan Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Daerah Tingkat II Banyumas Nomor 2 tahun 1990.
Keberadaan sejarah Kabupaten Banyumas sebagai pendirinya yang pertama adalah Raden Joko Kahiman yang kemudian meniadi Bupati yang pertama dikenal dengan iulukan atau gelar ADIPATI MARAPAT (ADIPATI MRAPAT).
Riwayat singkatnya diawali dari jaman Pemerintahan Kesultanan PAJANG, di bawah Raia Sultan Hadiwijaya.
Kisah pada saat itu telah terjadi suatu peristiwa yang menimpa diri (kematian) Adipati Wirasaba ke VI (Warga Utama ke I) dikarenakan kesalahan paham dari Kanjeng Sultan pada waktu itu, sehingga terjadi musibah pembunuhan di Desa Bener, Kecamatan Lowano, Kabupaten Purworeio (sekarang) sewaktu Adipati Wirasaba dalam perjalanan pulang dari pisowanan ke Paiang. Dari peristiwa tersebut untuk menebus kesalahannya maka Sultan Pajang, memanggil putra Adipati Wirasaba namun tiada yang berani menghadap.
Kemudian salah satu diantaranya putra menantu yang memberanikan diri menghadap dengan catatan apabila nanti mendapatkan murka akan dihadapi sendiri, dan apabila mendapatkan anugerah/kemurahan putra-putra yang lain tidak boleh iri hati. Dan ternyata diberi anugerah diwisuda menjadi Adipati Wirasaba ke VII.
Semenjak itulah putra menantu yaitu R. Joko Kahiman menjadi Adipati dengan gelar ADIPATI WARGA UTAMA II.
Kemudian sekembalinya dari Kasultanan Pajang atas kebesaran hatinya dengan seijin Kanjeng Sultan, bumi Kadipaten Wirasaba dibagi menjadi empat bagian diberikan kepada iparnya.
1. Wilayah Banjar Pertambakan diberikan kepada Kyai Ngabei Wirayuda.
2. Wilayah Merden diberikan kepada Kyai Ngabei Wirakusuma.
3. Wilayah Wirasaba diberikan kepada Kyai Ngabei Wargawijaya.
4. Wilayah Keiawar dikuasai sendiri dan kemudian dibangun dengan membuka hutan Mangli dibangun pusat pemerintahan dan diberinama Kabupaten Banyumas.
Karena kebijaksanaannya membagi wilayah Kadipaten menjadi empat untuk para iparnya maka dijuluki Adipati Marapat.
Siapakah Raden Joko Kahiman itu ?.
R. Joko Kahiman adalah putra R. Banyaksasro dengan ibu dari Pasir Luhur. R. Banyaksosro adalah putra R. Baribin seorang pangeran Majapahit yang karena suatu kesalahan maka menghindar ke Pajajaran yang akhirnya dijodohkan dengan Dyah Ayu Ratu Pamekas putri Raja Pajajaran. Sedangkan Nyi Banyaksosro ibu R. Joko Kahiman adalah putrid Adipati Banyak Galeh (Mangkubumi II) dari Pasir Luhur semenjak kecil R. Joko Kahiman diasuh oleh Kyai Sambarta dengan Nyai Ngaisah yaitu putrid R. Baribin yang bungsu.
Adipati Banyak Geleh adalah keturunan ke 9 dari R. Aria Bangah dari Galuh Pakuan putra Pajajaran.
Dari sejarah terungkap bahwa R. Joko Kahiman adalah merupakan SATRIA yang sangat luhur untuk bisa diteladani oleh segenap warga Kabupaten Banyumas khususnya karena mencerminkan :
a. Sifat altruistis yaitu tidak mementingkan dirinya sendiri.
b. Merupakan pejuang pembangunan yang tangguh, tanggap dan tanggon.
c. Pembangkit jiwa persatuan kesatuan (Majapahit, Galuh Pakuan, Pajajaran) menjadi satu darah dan memberikan kesejahteraan ke kepada semua saudaranya.
Dengan demikian tidak salah apabila MOTO DAN ETOS KERJA UNTUK Kabupaten Banyumas SATRIA.
Candra atau surya sengkala untuk hari jadi Kabupaten Banyumas adalah "BEKTINING MANGGALA TUMATANING PRAJA" artinya tahun 1582.
Bila diartikan dengan kalimat adalah "KEBAKTIAN DALAM UJUD KERJA SESEORANG PIMPINAN / MANGGALA MENGHASILKAN AKAN TERTATANYA ATAU TERBANGUNNYA SUATU PEMERINTAHAN".
PARA ADIPATI DAN BUPATI SEMENJAK BERDIRINYA
KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 1582
1. R. Joko Kahiman, Adipati Warga Utama II
2. R. Ngabei Merta Sura (1560)
3. R. Ngabei Mertasura II (Ngabei Kalidethuk) (1561 -1620)
4. R. Ngabei Mertayuda I (Ngabei Bawang) (1620 - 1650)
5. R. Tumenggung Mertayuda II (R.T. Seda Masjid, R.T. Yudanegara I) Tahun 1650 - 1705
6. R. Tumenggung Suradipura (1705 -1707)
7. R. Tumenggung Yudanegara II (R.T. Seda Pendapa) Tahun 1707 -1743.
8. R. Tumenggung Reksapraja (1742 -1749)
9. R. Tumenggung Yudanegara III (1755) kemudian diangkat menjadi Patih Sultan Yogyakarta bergelar Danureja I.
10. R. Tumenggung Yudanegara IV (1745 - 1780)
11. R.T. Tejakusuma, Tumenggung Kemong (1780 -1788)
12. R. Tumenggung Yudanegara V (1788 - 1816)
13. Kasepuhan : R. Adipati Cokronegara (1816 -1830) Kanoman : R. Adipati Brotodiningrat (R.T. Martadireja)
14. R.T. Martadireja II (1830 -1832) kemudian pindah ke Purwokerto (Ajibarang).
15. R. Adipati Cokronegara I (1832- 1864)
16. R. Adipati Cokronegara II (1864 -1879)
17. Kanjeng Pangeran Arya Martadireja II (1879 -1913)
18. KPAA Gandasubrata (1913 - 1933)
19. RAA. Sujiman Gandasubrata (1933 - 1950)
20. R. Moh. Kabul Purwodireja (1950 - 1953)
21. R. Budiman (1953 -1957)
22. M. Mirun Prawiradireja (30 - 01 - 1957 / 15 - 12 - 1957)
23. R. Bayi Nuntoro (15 - 12 - 1957 / 1960)
24. R. Subagio (1960 -1966)
25. Letkol Inf. Sukarno Agung (1966 -1971)
26. Kol. Inf. Poedjadi Jaringbandayuda (1971 -1978)
27. Kol. Inf. R.G. Rujito (1978 -1988)
28. Kol. Inf. H. Djoko Sudantoko (1988 - 1998)
29. Kol. Art. HM Aris Setiono, SH, S.IP (1998 - 2008)
30. Drs. H. Mardjoko, MM (2008 - Sekarang)
Kemudian ditetapkan dengan Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Daerah Tingkat II Banyumas Nomor 2 tahun 1990.
Keberadaan sejarah Kabupaten Banyumas sebagai pendirinya yang pertama adalah Raden Joko Kahiman yang kemudian meniadi Bupati yang pertama dikenal dengan iulukan atau gelar ADIPATI MARAPAT (ADIPATI MRAPAT).
Riwayat singkatnya diawali dari jaman Pemerintahan Kesultanan PAJANG, di bawah Raia Sultan Hadiwijaya.
Kisah pada saat itu telah terjadi suatu peristiwa yang menimpa diri (kematian) Adipati Wirasaba ke VI (Warga Utama ke I) dikarenakan kesalahan paham dari Kanjeng Sultan pada waktu itu, sehingga terjadi musibah pembunuhan di Desa Bener, Kecamatan Lowano, Kabupaten Purworeio (sekarang) sewaktu Adipati Wirasaba dalam perjalanan pulang dari pisowanan ke Paiang. Dari peristiwa tersebut untuk menebus kesalahannya maka Sultan Pajang, memanggil putra Adipati Wirasaba namun tiada yang berani menghadap.
Kemudian salah satu diantaranya putra menantu yang memberanikan diri menghadap dengan catatan apabila nanti mendapatkan murka akan dihadapi sendiri, dan apabila mendapatkan anugerah/kemurahan putra-putra yang lain tidak boleh iri hati. Dan ternyata diberi anugerah diwisuda menjadi Adipati Wirasaba ke VII.
Semenjak itulah putra menantu yaitu R. Joko Kahiman menjadi Adipati dengan gelar ADIPATI WARGA UTAMA II.
Kemudian sekembalinya dari Kasultanan Pajang atas kebesaran hatinya dengan seijin Kanjeng Sultan, bumi Kadipaten Wirasaba dibagi menjadi empat bagian diberikan kepada iparnya.
1. Wilayah Banjar Pertambakan diberikan kepada Kyai Ngabei Wirayuda.
2. Wilayah Merden diberikan kepada Kyai Ngabei Wirakusuma.
3. Wilayah Wirasaba diberikan kepada Kyai Ngabei Wargawijaya.
4. Wilayah Keiawar dikuasai sendiri dan kemudian dibangun dengan membuka hutan Mangli dibangun pusat pemerintahan dan diberinama Kabupaten Banyumas.
Karena kebijaksanaannya membagi wilayah Kadipaten menjadi empat untuk para iparnya maka dijuluki Adipati Marapat.
Siapakah Raden Joko Kahiman itu ?.
R. Joko Kahiman adalah putra R. Banyaksasro dengan ibu dari Pasir Luhur. R. Banyaksosro adalah putra R. Baribin seorang pangeran Majapahit yang karena suatu kesalahan maka menghindar ke Pajajaran yang akhirnya dijodohkan dengan Dyah Ayu Ratu Pamekas putri Raja Pajajaran. Sedangkan Nyi Banyaksosro ibu R. Joko Kahiman adalah putrid Adipati Banyak Galeh (Mangkubumi II) dari Pasir Luhur semenjak kecil R. Joko Kahiman diasuh oleh Kyai Sambarta dengan Nyai Ngaisah yaitu putrid R. Baribin yang bungsu.
Adipati Banyak Geleh adalah keturunan ke 9 dari R. Aria Bangah dari Galuh Pakuan putra Pajajaran.
Dari sejarah terungkap bahwa R. Joko Kahiman adalah merupakan SATRIA yang sangat luhur untuk bisa diteladani oleh segenap warga Kabupaten Banyumas khususnya karena mencerminkan :
a. Sifat altruistis yaitu tidak mementingkan dirinya sendiri.
b. Merupakan pejuang pembangunan yang tangguh, tanggap dan tanggon.
c. Pembangkit jiwa persatuan kesatuan (Majapahit, Galuh Pakuan, Pajajaran) menjadi satu darah dan memberikan kesejahteraan ke kepada semua saudaranya.
Dengan demikian tidak salah apabila MOTO DAN ETOS KERJA UNTUK Kabupaten Banyumas SATRIA.
Candra atau surya sengkala untuk hari jadi Kabupaten Banyumas adalah "BEKTINING MANGGALA TUMATANING PRAJA" artinya tahun 1582.
Bila diartikan dengan kalimat adalah "KEBAKTIAN DALAM UJUD KERJA SESEORANG PIMPINAN / MANGGALA MENGHASILKAN AKAN TERTATANYA ATAU TERBANGUNNYA SUATU PEMERINTAHAN".
PARA ADIPATI DAN BUPATI SEMENJAK BERDIRINYA
KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 1582
1. R. Joko Kahiman, Adipati Warga Utama II
2. R. Ngabei Merta Sura (1560)
3. R. Ngabei Mertasura II (Ngabei Kalidethuk) (1561 -1620)
4. R. Ngabei Mertayuda I (Ngabei Bawang) (1620 - 1650)
5. R. Tumenggung Mertayuda II (R.T. Seda Masjid, R.T. Yudanegara I) Tahun 1650 - 1705
6. R. Tumenggung Suradipura (1705 -1707)
7. R. Tumenggung Yudanegara II (R.T. Seda Pendapa) Tahun 1707 -1743.
8. R. Tumenggung Reksapraja (1742 -1749)
9. R. Tumenggung Yudanegara III (1755) kemudian diangkat menjadi Patih Sultan Yogyakarta bergelar Danureja I.
10. R. Tumenggung Yudanegara IV (1745 - 1780)
11. R.T. Tejakusuma, Tumenggung Kemong (1780 -1788)
12. R. Tumenggung Yudanegara V (1788 - 1816)
13. Kasepuhan : R. Adipati Cokronegara (1816 -1830) Kanoman : R. Adipati Brotodiningrat (R.T. Martadireja)
14. R.T. Martadireja II (1830 -1832) kemudian pindah ke Purwokerto (Ajibarang).
15. R. Adipati Cokronegara I (1832- 1864)
16. R. Adipati Cokronegara II (1864 -1879)
17. Kanjeng Pangeran Arya Martadireja II (1879 -1913)
18. KPAA Gandasubrata (1913 - 1933)
19. RAA. Sujiman Gandasubrata (1933 - 1950)
20. R. Moh. Kabul Purwodireja (1950 - 1953)
21. R. Budiman (1953 -1957)
22. M. Mirun Prawiradireja (30 - 01 - 1957 / 15 - 12 - 1957)
23. R. Bayi Nuntoro (15 - 12 - 1957 / 1960)
24. R. Subagio (1960 -1966)
25. Letkol Inf. Sukarno Agung (1966 -1971)
26. Kol. Inf. Poedjadi Jaringbandayuda (1971 -1978)
27. Kol. Inf. R.G. Rujito (1978 -1988)
28. Kol. Inf. H. Djoko Sudantoko (1988 - 1998)
29. Kol. Art. HM Aris Setiono, SH, S.IP (1998 - 2008)
30. Drs. H. Mardjoko, MM (2008 - Sekarang)
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
Makanan khas Banyumas :
2. Mendoan Tempe:
Mendoan Tempe
3. Sate Bebek Tambak:
Sate Bebek Tambak Banyumas
4. Sroto Sokaraja:
Sroto Sokaraja
5. Gorengan Dage:
Gorengan Dage
Banyumas juga menghasilkan batik, meskipun tidak setenar Solo, Yogyakarta dan Pekalongan. Batik Banyumas mempunyai keunikan karena kedua sisi muka dan belakang mempunyai kualitas yang hampir sama. Batik banyumas yang sekarang ini cukup terkenal adalah Batik produksi Pak Sugito dari Sokaraja.
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
. Tempat wisata
Tempat Wisata Banyumas:
1. Batu Raden:
Baturaden terletak di sebelah utara kota Purwokerto tepat di lereng sebelah selatan Gunung Slamet. Baturaden karena letaknya di lereng gunung menjadikan kawasan ini memiliki hawa yang sejuk dan cenderung sangat dingin terutama di malam hari. Baturaden juga merupakan daerah wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal, terutama pada hari minggu dan hari libur nasional. Kondisi tersebut menyebabkan banyak hotel dan vila didirikan di sini. Baturaden dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun umum. Jarak dari kota Purwokerto sekitar 20 km dan dapat ditempuh dalam waktu 15 menit dengan lalu lintas yang tidak terlalu padat. Apabila ingin menggunakan kendaraan umum wisatawan dapat naik angkutan kota dari terminal di Purwokerto dan turun di terminal lokawisata Baturaden. Jika ingin lebih praktis wisatawan dapat menggunakan taksi. Jika memutuskan untuk menggunakan kendaraan pribadi, sebaiknya hati-hati karena jalan yang menanjak dengan kemiringan sekitar 30 derajat. Batu Raden adalah keindahan yang memancar dari lereng Gunung Slamet. Lokasi wisata yang berjarak hanya sekitar 15 km dari kota Purwokerto, Jawa Tengah ini, tak hanya menyimpan panorama alam yang molek, tetapi juga cerita rakyat tentang Raden Kamandaka, atau Lutung Kasarung yang cukup akrab di masyarakat Indonesia. Selain akses yang mudah, area wisata ini juga menyediakan hotel dan aneka penginapan yang memadai. Di samping, bagi pecinta alam terbuka disediakan camping ground yang nyaman dan aman. Dan tanpa perlu khawatir akan kesulitan memperoleh makanan, karena di area ini cukup banyak pedagang yang menjajakan sate kelinci. Gunung Slamet dengan lereng-lerengnya yang landai, menawarkan panorama alam yang indah, dan udara yang segar. |
2. Curug Gede:
Air Terjun curug gede adalah salah satu dari air terjun yang ada di wilayah purwokerto. Hanya sayangnya air terjun ini tidak terlalu diketahui oleh kalangan luas.
3. Curug Ceheng:
Lokasinya berjarak sekitar 15 kilometer timur laut kota Purwokerto, tepatnya di desa Gandatapa, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas.
4. Curug Cipendok:
Curug Cipendok terletak di Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Air terjun Curug Cipendok memiliki ketinggian 92 meter. Hawa di sekitarnya sejuk dan sepanjang jalan menuju ke sana terdapat area perkebunan. Di sekitar wilayahnya terdapat bumi perkemahan dan sebuah telaga yang bernama Telaga Pucung. Lokasi air terjun ini cukup mudah untuk dicapai. Jalanmenuju lokasi sudah diaspal semua. Sampai lokasi parkir, dan berjalan menuju lokasi air terjun, kita benar-benar dapat menikmati pemandangan alam di sekitar sambil berolahraga. Di jalan menuju lokasi, banyak warung yang menjajakan Mendoan, susu murni yang bisa anda temukan di warung-warung rumah penduduk. Perkebunan tomat, cabai dan seledri cukup menarik dinimati dalam perjalanan menuju lokasi. Belum lagi sungai-sungai kecil denga air jernih mengalir, bisa mengundang kita untuk turun sejenak merasakan sejuk dan jernihnya air pegunungan. Bila hari besar seperti libur lebaran, lokasi ini cukup ramai dikunjungi setiap tahunnya.
5. Masjid Saka Tunggal:
Masjid Saka Tunggal terletak di desa Cikakak kecamatan Wangon dibangun pada tahun 1288 seperti yang terukir pada Saka Guru (Tiang Utama) masjid ini. Namun tahun pembuatan masjid ini lebih jelas tertulis pada kitab-kitab yang ditinggalkan pendiri masjid ini yaitu Kyai Mustolih. Tetapi kitab-kitab tersebut telah hilang bertahun-tahun yang lalu. Setiap tanggal 27 Rajab di masjid ini diadakan pergantian JARO dan bersih makam Kyai Mustolih. Masjid ini berjarak ± 30 km dari kota Purwokerto. Disebut Saka Tunggal karena tiang penyangga bangunan dulunya hanya berbentuk satu tiang (tunggal). Yang menurut Bp. Sopani salah satu juru kunci masjid ini bahwa saka tunggal melambangkan bahwa Tuhan itu hanya satu yaitu Allah SWT. Di sekitar tempat ini terdapat hutan pinus dan hutan besar lainnya yang di huni oleh ratusan ekor kera yang jinak dan bersahabat, seperti di Sangeh Bali.
7. Bumi Perkemahan Kendali sada:
Bumi perkemahan Kendalisada ini terletak di Desa Kaliori, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas. Bumi perkemahan ini luasnya kurang lebih 20 hektar dengan dilengkapi gedung Serba Guna ( luasnya = 208 m² ), gedung Asrama ( luasnya = 120 m² ), dan untuk perkantoran ( luasnya = 101 m² ).
Bumi perkemahan ini biasanya digunakan untuk kegiatan perkemahan, untuk kegiatan olah raga ( motor cross, terbang layang, dan rekreasi remaja ).
Bumi perkemahan ini biasanya digunakan untuk kegiatan perkemahan, untuk kegiatan olah raga ( motor cross, terbang layang, dan rekreasi remaja ).
8. Telaga Sunyi:
Telaga Sunyi terletak +/- 3 km di sebelah Timur Lokawisata Baturaden. Tempat rekreasi ini menyajikan telaga yang indah dan berair dingin, dan pada musim-musim tertentu dapat dijumpai aneka warna kupu-kupu dan capung yang beterbangan di sekitar telaga.
9. Pemandian Air panas Kalibacin:
Terletak di Desa Tambak Negara kecamatan Rawalo 17 km dari Purwokerto. Objek wisata ini merupakan peninggalan sejarah jaman Belanda terbukti dengan prasastinya. Dikenal dengan nama Wisata Husada, karena wisatawan disamping dapat menikmati keindahan alamnya sekaligus dapat menyembuhkan penyakit kulit dan tulang.
10. Bendungan Gerak Serayu:
Bendung gerak serayu adalah bendung gerak pertama di Indonesia, terletak di sebelah selatan kota Purwokerto tepatnya di Kecamatan Rawalo. Bendung Gerak Serayu mulai dibangun pada tahun 1993 dan di resmikan pemakaiannya oleh Presiden Suharto pada 20 November 1996.
Dengan berfungsinya Bendung Gerak Serayu dan seluruh jaringan irigasinya, maka tanaman padi di Kabupaten Banyumas, Cilacap dan Kebumen tidak akan kekurangan air, pada musim kemarau sekalipun. Bendung Gerak dan jaringan irigasi Serayu yang dibangun dengan dana sekitar Rp 114 milyar diproyeksikan bisa mengairi secara teknis sawah seluas 20.795 hektar.
Lokasi ini sekarang merupakan kawasan wisata yang sudah berkembang yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas. Luas lahan lokasi wisata ini sekitar 5,00 Ha. Di lokasi wisata ini kita dapat menikmati wisata berupa Bendung Gerak Serayu dengan fasilitas penunjang berupa jalan menuju lokasi wisata yang sudah bagus dan tempat parkir yang luas serta pemandangan sekitar yang indah.
11. Serayu River Voyage:
Aliran sungai yang akan dikembangkan meliputi 2 aliran sungai yaitu Sungai Serayu dan Sungai Klawing yang memiliki kemiringan anatara 5o - 10o, temperatur rata-rata 30oC, meliputi 36km sepanjang aliran sungai melalui 6 kecamatan dan 27 desa berawal dari desa Petir Kecamatan Kalibagor (Sungai Klawing) sampai desa Gambarsari Kecamatan Kebasen (Sungai Serayu/Bendung Gerak Serayu).
Museum Panglima Besar Jenderal Soedirman berada di pintu masuk kota Purwokerto dari arah barat tepatnya di sebelah timur Sungai Logawa, Desa Pasir Kidul, Kecamatan Karang Lewas. Diresmikan pada tanggal 10 oktober 2001, Museum Jenderal Soedirman kini megah berdiri.
Museum ini terdiri dari dua lantai. Pada lantai bawah berisi foto-foto perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman dalam merebut Yogyakarta kembali sebagai Ibu Kota Indonesia (pada saat itu) dari kolonial Belanda. Pada lantai dua berisi relief sejarah bangsa Indonesia dalam perang Kemerdekaan 1945 dan Patung Jenderal Soedirman duduk diatas punggung Kuda yang terbuat dari perunggu seberat 5,5 ton dengan tinggi 4,5 meter.
Di samping fasilitas bermain untuk anak-anak, arena taman lalulintas.
Adalah organisasi Seruling Mas (Seruan Eling Banyumas, sebuah yayasan dan paguyuban yang menyerukan agar para warga yang berasal dari wilayah se-eks-Karesidenan Banyumas selalu ingat kepada daerahnya untuk ikut serta berpartisipasi aktif bagi kemajuan dan pembangunan Banyumas) yang telah berhasil merehabilitasi Museum Jenderal Sudirman tersebut karena sejak tahun 1997 kondisi museum nampak rusak berat dan terbengkelai.
Kini, 9 tahun sudah Museum ini berdiri dengan indah dan asri semenjak rehabilitasi tahun 2001 tersebut. Sebagai warga Banyumas sudah selayaknya merasa bangga bila berkunjung dengan ikut menjaga kondisi lingkungan sekitar Museum.
12. Museum Jenderal Sudirman, Purwokerto
Museum Panglima Besar Jenderal Soedirman berada di pintu masuk kota Purwokerto dari arah barat tepatnya di sebelah timur Sungai Logawa, Desa Pasir Kidul, Kecamatan Karang Lewas. Diresmikan pada tanggal 10 oktober 2001, Museum Jenderal Soedirman kini megah berdiri.
Museum ini terdiri dari dua lantai. Pada lantai bawah berisi foto-foto perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman dalam merebut Yogyakarta kembali sebagai Ibu Kota Indonesia (pada saat itu) dari kolonial Belanda. Pada lantai dua berisi relief sejarah bangsa Indonesia dalam perang Kemerdekaan 1945 dan Patung Jenderal Soedirman duduk diatas punggung Kuda yang terbuat dari perunggu seberat 5,5 ton dengan tinggi 4,5 meter.Di samping fasilitas bermain untuk anak-anak, arena taman lalulintas.
Adalah organisasi Seruling Mas (Seruan Eling Banyumas, sebuah yayasan dan paguyuban yang menyerukan agar para warga yang berasal dari wilayah se-eks-Karesidenan Banyumas selalu ingat kepada daerahnya untuk ikut serta berpartisipasi aktif bagi kemajuan dan pembangunan Banyumas) yang telah berhasil merehabilitasi Museum Jenderal Sudirman tersebut karena sejak tahun 1997 kondisi museum nampak rusak berat dan terbengkelai.
Kini, 9 tahun sudah Museum ini berdiri dengan indah dan asri semenjak rehabilitasi tahun 2001 tersebut. Sebagai warga Banyumas sudah selayaknya merasa bangga bila berkunjung dengan ikut menjaga kondisi lingkungan sekitar Museum.
13. Gua Darma Kradenan
Gua - gua ini terletak kira - kira 28 km dari Purwokerto. Keadaan tanah di daerah ini termasuk jenis latosol cokelat, komplek Latosol merah kekuningan, Latosol coklat tua dan Litosol. Daerah ini memiliki ketinggian sekitar 148 m di atas permukaan laut dan mendapatkan curah hujan yang cukup. Gua ini memiliki jumlah yang cukup banyak, antara lain Gua Sumur, Gua Gedogan Jaran, Gua Kemit, Gua Gandul, Gua Serwiti, Gua Barat, Gua Puseran, dan Gua Lawa.
Gua Alam Darma Keradenan Selain sebagai obyek wisata, ternyata gua ini memiliki hasil tambang yang cukup potensial. Hasil Tambang yang dihasilkan antara lain pospat, calsit, dan carbonat yang merupakan bahan baku untuk pembuatan semen, gelas, kosmetika, dan bahan kimia
Gua Alam Darma Keradenan Selain sebagai obyek wisata, ternyata gua ini memiliki hasil tambang yang cukup potensial. Hasil Tambang yang dihasilkan antara lain pospat, calsit, dan carbonat yang merupakan bahan baku untuk pembuatan semen, gelas, kosmetika, dan bahan kimia
14. Pasarehan Dawuhan
Makam Pasarehan ini terletak di lereng pegunungan Serayu. Makam Pasarehan ini memiliki luas 5 ha. Makam Pasarehan ini sering dikunjungi para peziarah, terutama pada bulan Ruwah ( Syaban ) untuk mengadakan pertemuan silaturahmi. Di sini terdapat makam para pepunden Banyumas. Ada 12 orang yang pernah menjadi Bupati Banyumas dimakamkan di pasarehan ini. Bahkan Bupati Banyumas pertama ( Jaka Kaiman atau Adipati Mrapat ) juga di makamkan di sini. Di samping itu masih ada 3 orang Bupati Purwokerto, dan 2 orang Bupati Purbalingga yang di makamkan di pasarehan ini
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
Transportasi
Transportasi ke Banyumas:
Kabupaten Banyumas dilalui jalan negara yang menghubungkan kota Tegal-Purwokerto, Purwokerto-Temangggung-Magelang/Semarang, serta jalan lintas selatan Bandung-Yogyakarta-Surabaya. Wangon merupakan persimpangan jalur Yogyakarta-Bandung dan Tegal-Cilacap. Angkutan umum bis antarkota diantaranya jurusan Jakarta, Tegal/Cirebon, Bandung, Semarang, Yogyakarta/Solo. Kabupaten ini juga terdapat jalur kereta api lintas selatan Jakarta-Cirebon-Purwokerto-Yogyakarta-Surabaya. Stasiun Purwokerto merupakan stasiun paling besar di wilayah Jawa Tengah bagian barat. Di antara kereta api yang melintasi Purwokerto adalah: Bima (Jakarta Kota-Surabaya Gubeng), Argo Lawu (Jakarta Gambir-Solo Balapan), Senja Utama dan Fajar Utama (Pasar Senen-Yogyakarta), Logawa (Purwokerto-Jember), dan Purwojaya (Jakarta Gambir-Cilacap). |
Jalanan kab Banyumas:
Terminal Purwokerto:
Untuk menuju kota Purwokerto dari kota-kota di P. Jawa sarana transportasi favorit adalah dengan menggunakan Jalur Kereta api dari kelas ekonomi sampai eksekutif semuanya singgah di stasiun besar Purwokerto. Sarana transportasi Bus juga tersedia dari dan ke kota-kota besar di P.Jawa dan Sumatra. Untuk angkutan dalam kota tersedia transportasi Taksi yang tersedia 24 jam dan angkutan kota yang tersedia dari pagi hingga sore hari.
Purwokerto (PWT, +75m dpl) adalah sebuah stasiun kereta api yang terletak di tengah Kota Purwokerto yang berada dalam pengelolaan PT Kereta Api (Persero) Daerah Operasi (Daops) V Purwokerto. Sebagai Daop Induk, hampir seluruh kereta api yang melewati jalur selatan arah Jakarta berhenti di stasiun ini
3 komentar:
nice info....salam kenal
check it out.. click
my blog
thanks,, slm knal juga.. ypz :)
pemandian belerang di kalibacin tambaknegara rawalo airnya tidak panas...
mestinya klo berani pasang artikel ato promosi wisata yg bener donk jng asal2an..
mesti yang bikin blogspot ini copy paste..
malu-maluin, cuman nampang n cari popularitas...
hmmm...
Posting Komentar