Si Raja Laut Mulai Diteliti Lebih Dalam
>> Senin, 31 Agustus 2009
JAKARTA, KOMPAS.com - Diam-diam, Indonesia memendam kekayaan alam yang melegenda. Selain komodo, kini ditemukan juga ikan purba Coelacanth yang disebut sebagai Raja Laut atau King of The Sea.
Ikan yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada tahun 1938 ini telah memupus anggapan para ilmuwan bahwa ikan purba ini telah punah 65 juta tahun lalu. Tahun 1998, Coelacanth kembali ditemukan di Pulau Manado Tua, Sulawesi Utara yang kemudian diberi nama Latimeria chalumnae.
Untuk menunjukkan kepeduliannya terhadap sosialisasi ikan purba berlidah ini, SeaWorld Indonesia bekerja sama dengan Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP) akan melakukan penelitian lebih dalam terhadap spesimen ikan tersebut. Spesimen ketiga yang ditemukan di perairan Pulau Talise, Manado pada tanggal 25 November 2008 inilah yang akan diteliti oleh tim peneliti.
Sebelumnya, penelitian serupa telah dilakukan oleh para peneliti Jepang. Namun untuk pertama kalinya penelitian ikan ini akan didukung oleh para peneliti dari dalam negeri.
"Saya bertekad tim kali ini 100 persen murni para peneliti Indonesia. Ini adalah ajang kita untuk unjuk gigi bahwa kita juga bisa setara dengan peneliti asing," ujar Dr. Sudarto, Ketua Peneliti dalam konferensi pers Preservasi dan Pengamanan Sampel Ilmiah Coelacanth, Selasa (11/8).
Tim peneliti tersebut akan melakukan pembedahan terhadap ikan ini untuk meneliti semua karakter yang ada pada ikan tersebut seperti morfologi, genetika, reproduksi, nutrisi, DNA, dan lain-lain. Setelah dibedah, ikan ini akan dijahit kembali kemudian diawetkan dalam formalin.
Fisik ikan yang mempunyai panjang 111,1 cm dan berat 21 kg ini akan dipamerkan di SeaWorld, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara. Hasil penelitiannya akan menambah koleksi ilmiah di sana.
"Kita beruntung bisa punya fisiknya. Kalau di luar negeri hanya ada informasi-informasinya saja berupa foto-foto dan film-film," tutur Yongki E. Salim, Presiden Direktur PT. SeaWorld Indonesia.
Dia menambahkan, tim peneliti ini akan membuat sesuatu yang besar dan akan membuat sejarah untuk bangsa ini. Semoga hasilnya dapat berguna bagi anak bangsa.
M6-09
Ikan yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada tahun 1938 ini telah memupus anggapan para ilmuwan bahwa ikan purba ini telah punah 65 juta tahun lalu. Tahun 1998, Coelacanth kembali ditemukan di Pulau Manado Tua, Sulawesi Utara yang kemudian diberi nama Latimeria chalumnae.
Untuk menunjukkan kepeduliannya terhadap sosialisasi ikan purba berlidah ini, SeaWorld Indonesia bekerja sama dengan Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP) akan melakukan penelitian lebih dalam terhadap spesimen ikan tersebut. Spesimen ketiga yang ditemukan di perairan Pulau Talise, Manado pada tanggal 25 November 2008 inilah yang akan diteliti oleh tim peneliti.
Sebelumnya, penelitian serupa telah dilakukan oleh para peneliti Jepang. Namun untuk pertama kalinya penelitian ikan ini akan didukung oleh para peneliti dari dalam negeri.
"Saya bertekad tim kali ini 100 persen murni para peneliti Indonesia. Ini adalah ajang kita untuk unjuk gigi bahwa kita juga bisa setara dengan peneliti asing," ujar Dr. Sudarto, Ketua Peneliti dalam konferensi pers Preservasi dan Pengamanan Sampel Ilmiah Coelacanth, Selasa (11/8).
Tim peneliti tersebut akan melakukan pembedahan terhadap ikan ini untuk meneliti semua karakter yang ada pada ikan tersebut seperti morfologi, genetika, reproduksi, nutrisi, DNA, dan lain-lain. Setelah dibedah, ikan ini akan dijahit kembali kemudian diawetkan dalam formalin.
Fisik ikan yang mempunyai panjang 111,1 cm dan berat 21 kg ini akan dipamerkan di SeaWorld, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara. Hasil penelitiannya akan menambah koleksi ilmiah di sana.
"Kita beruntung bisa punya fisiknya. Kalau di luar negeri hanya ada informasi-informasinya saja berupa foto-foto dan film-film," tutur Yongki E. Salim, Presiden Direktur PT. SeaWorld Indonesia.
Dia menambahkan, tim peneliti ini akan membuat sesuatu yang besar dan akan membuat sejarah untuk bangsa ini. Semoga hasilnya dapat berguna bagi anak bangsa.
M6-09
0 komentar:
Posting Komentar